Matabangsa.com – Medan: Bencana alam yang melanda Sumatera Utara beberapa pekan terakhir memberikan dampak besar terhadap sektor ekonomi. Berdasarkan laporan resmi, ratusan ribu pelaku usaha mikro dan ribuan hektare lahan pertanian mengalami kerusakan. Kerugian ditaksir mencapai triliunan rupiah sehingga membuat pemulihan ekonomi menjadi tantangan tersendiri.
Sektor pertanian mencatat kerusakan terluas. Lebih dari 42.266 hektare lahan pertanian terdampak banjir dan cuaca ekstrem. Dari jumlah tersebut, 17.622 hektare dinyatakan puso. Petani dipastikan gagal panen dan mengalami kerugian yang signifikan.
Tanaman padi menjadi komoditas yang paling banyak terdampak. Selain itu, tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran juga mengalami kerusakan. Para petani mengaku kehilangan modal dan membutuhkan bantuan untuk memulai kembali aktivitas produksi.
Sektor perkebunan juga tidak luput dari dampak. Sebanyak 27.865 hektare perkebunan rakyat mengalami kerusakan dengan total kerugian mencapai Rp15,87 miliar. Tanaman sawit, kakao, dan karet mengalami penurunan produksi akibat terendam air dan terkena longsor.
Selain pertanian, peternakan juga terkena dampak besar. Lebih dari 164.000 hewan ternak mati atau hilang akibat banjir dan cuaca ekstrem. Kerugian sektor ini mencapai Rp52,87 miliar sehingga membuat banyak peternak harus memulai dari nol.
Sektor perikanan pun tidak lebih baik. Ribuan nelayan mengalami kerusakan sarana tangkap, termasuk kapal, jaring, dan peralatan lainnya. Total kerugian perikanan mencapai Rp105,60 miliar. Aktivitas melaut terhenti hampir dua minggu akibat cuaca buruk.
Salah satu sektor paling terpukul adalah UMKM. Sebanyak 240.347 unit UMKM terdampak langsung oleh bencana. Banyak di antaranya kehilangan aset, mesin produksi, bahan baku, hingga bangunan usaha. Kerugian sektor ini mencapai Rp4,48 triliun.
Banyak pelaku UMKM mengaku kesulitan memulai usaha kembali karena modal habis terseret banjir. Pemerintah saat ini menyiapkan skema bantuan modal dan relaksasi kredit untuk mendorong kebangkitan pelaku usaha kecil.
Pemerintah provinsi juga berkoordinasi dengan perbankan untuk memberikan kemudahan kredit bagi pelaku usaha. Selain itu, pemerintah menargetkan bantuan langsung berupa sarana produksi pertanian, pupuk, dan bibit untuk mendukung pemulihan sektor pangan.
Sejumlah daerah bahkan menyiapkan program padat karya untuk membantu pemulihan ekonomi jangka pendek. Program ini menyerap tenaga kerja lokal dan membantu memperbaiki fasilitas umum yang rusak akibat bencana.
Pengamat ekonomi menilai bahwa bencana ini menjadi ujian besar bagi ketahanan ekonomi Sumatera Utara. Perlu strategi jangka panjang untuk membangun sistem usaha yang lebih tahan terhadap bencana dan perubahan cuaca ekstrem.
Pemerintah memastikan bahwa sektor ekonomi akan menjadi prioritas utama pascabencana. Pemulihan dilakukan melalui kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar aktivitas ekonomi segera kembali pulih dan masyarakat bangkit dari keterpurukan.(***)
Tag: #EkonomiSumut, #UMKMTerdampak, #PertanianSumut, #Bencana2025, #PemulihanEkonomi,






