matabangsa.com – Medan | Kerusakan infrastruktur menjadi salah satu dampak terbesar dari banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara. Data BNPB menunjukkan bahwa 80 fasilitas umum rusak, mulai dari balai desa, sarana air bersih, hingga fasilitas layanan publik.
Sektor pendidikan mengalami pukulan besar dengan 60 unit fasilitas pendidikan rusak. Banyak sekolah terendam banjir hingga mencapai atap bangunan, sedangkan beberapa gedung lain roboh akibat longsor.
Selain itu, 121 jembatan yang rusak membuat akses warga terputus. Banyak desa di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan masih terisolasi karena jembatan utama hanyut diterjang arus.
Rumah ibadah juga tak luput dari dampak bencana. Tercatat 19 unit rumah ibadah rusak berat, sehingga kegiatan keagamaan sementara dialihkan ke posko pengungsian dan gedung sekolah.
Kerusakan fasilitas umum ini membuat aktivitas masyarakat terganggu. Pelayanan administrasi pemerintah desa, akses air bersih, hingga fasilitas olahraga tidak dapat digunakan.
Fasilitas kesehatan pun terdampak, dengan 1 gedung kantor layanan kesehatan mengalami kerusakan struktural. Kondisi ini memaksa tenaga medis mendirikan tenda darurat untuk melayani korban luka.
Rumah penduduk menjadi struktur yang paling parah rusak dengan 11.200 unit hancur atau terendam. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan kini bergantung pada bantuan pemerintah.
Pemerintah daerah bersama BNPB sedang mengerahkan alat berat untuk memperbaiki akses jalan dan membersihkan reruntuhan bangunan. Penanganan infrastruktur menjadi prioritas untuk menghubungkan kembali wilayah terdampak.
Dengan 18 kabupaten/kota terdampak, skala kerusakan infrastruktur menunjukkan perlunya dukungan nasional dalam proses percepatan perbaikan.(***)
Tags: #InfrastrukturRusak, #BencanaSumut, #SekolahRusak, #BPBD, #UpdateSumut,
Foto Caption: Kerusakan fasilitas umum dan sekolah di Sumatera Utara tercatat meningkat tajam dalam laporan resmi BNPB. Screenshot BNPB






