matabangsa.com – Surabaya: Promedia Teknologi Indonesia (PTI) sukses menyelenggarakan acara Mediapreneur Talks yang digelar di Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 25 September 2025.
Mediapreneur Talks menjadi salah satu rangkaian acara dalam event roadshow bertajuk “Journalism 360: Jurnalisme Berkualitas dan Berkelanjutan”, sebelumnya Promedia pernah menghadirkan seminar jurnalistik ini di Hotel Mercure Serpong Alam Sutera, Tangerang, Banten, pada Rabu, 2 Juli 2025 lalu.
Kota Surabaya menjadi salah satu tempat rangkaian acara roadshow Journalism 360 ke-5 dari 6 kota di Indonesia. Sebelumnya, Promedia telah menggelar kegiatan Mediapreneur Talks di Semarang (Oktober 2024), Palembang (Desember 2024), Medan (Januari 2025), dan Tangerang (Juli 2025).
Acara Mediapreneur Talks episode ke-5 yang hadir di Surabaya ini disponsori oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Dengan semangat kolaborasi, Promedia menggelar Mediapreneur Talks 2025 yang bertujuan untuk memberikan wawasan seputar bisnis media informasi kepada insan pers, content creator, dan pengusaha media.
Terdapat tiga pembahasan utama yang diangkat dalam acara Mediapreneur Talks di Kota Surabaya. Pertama, lanskap dan model bisnis media berkelanjutan yang akan disampaikan langsung oleh CEO Promedia Agus Sulistriyono.
Kedua, tren iklan digital terkini yang akan disampaikan CEO ProPS, Ilona Juwita. Kemudian, yang ketiga, pembahasan seputar pengembangan jurnalisme berkualitas yang akan diisi oleh Anggota Komite Publisher Right atau disebut juga Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB), Dr. Guntur Syahputra Saragih.
Lantas, bagaimana keseruan kegiatan Mediapreneur Talks di Kota Surabaya yang diikuti para pengusaha media dan insan jurnalis? Berikut ulasan selengkapnya.
Industri Media Bangun Kolaborasi
Agus Sulistriyono selaku CEO Promedia menjelaskan tentang Promedia yang berkolaborasi membangun media online bersama para pemilik media, dengan mengusung konsep ‘economic sharing’ atau gotong royong.
“Promedia Teknologi Indonesia adalah perusahaan teknologi dan konsultan media. Kita kolaborasi membangun media online arus utama bersama para pemilik media dan jurnalis di seluruh Indonesia,” ucap Agus Sulistriyono.
“Selain itu, Promedia memberikan support (dukungan) teknologi, infrastruktur, pelatihan, strategi dan monetisasi dengan mengusung konsep economic sharing atau gotong royong,” lanjutnya.
Agus Sulistriyono mengajak para pengusaha media di Surabaya untuk berkolaborasi membangun optimisme agar senantiasa mempertahankan serta meningkatkan brand media yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
“Mari bersama kita tingkatkan brand media lewat multi platform, meningkatkan revenue (pendapatan) lewat media online,” ajaknya.
“Di tengah kegalauan para pengusaha media, saya punya keyakinan bahwa bisnis informasi tidak akan pernah mati, tapi mediumnya akan silih berganti,” ungkap Agus Sulistriyono.
KTP2JB Soroti Insentif bagi Industri Media
Dalam kesempatan yang sama, Guntur selaku anggota KTP2JB menjelaskan terkait tugas dan fungsi dari pihaknya dalam membuat laporan terhadap konten berita yang dinilai tidak sesuai dengan undang-undang pers.
“Kenapa? karena hari ini bisa saja semua orang akan mengambil atau menciptakan monetisasi dari karya para jurnalis,” jelas Guntur.
Di sisi lain, Guntur juga menyoroti kurangnya laporan dari industri media dalam menyuarakan agar turut mendapat insentif tahun 2026 hingga pengurangan pajak penghasilan (PPh), agar dapat membuat wartawan dan media ‘bernapas’ seperti industri lainnya.
“Industri media tidak minta insentif ya? Bayangkan insentif tahun 2026 ke depan pengurangan PPh itu untuk ojol, untuk industri pariwisata, tapi media tidak,” terangnya.
“Sayangnya, media yang menguasai corong publik, tidak ada diskursus yang mengatakan, wartawan butuh insentif pengurangan PPh, tidak ada,” imbuhnya.
Menyikapi hal itu, Guntur mengingatkan akan pentingnya laporan pengaduan kepada pihaknya sebagai perwakilan unsur Dewan Pers hingga kementerian dan pakar di bidang layanan platform digital.
“Makanya saya suka sindir juga, memangnya wartawan tidak sama pentingnya atau tidak kalah penting, dibanding driver ojol, dan industri pariwisata? Intinya tidak disuarakan, coba cek di Google,” sebut Guntur.
“Bahkan setahun kami berjalan, bisa dihitung dengan jari, teman-teman media yang membuat laporan pengaduan ke kami,” tambahnya.
Tren Pertumbuhan Iklan Digital
Dalam diskusi bersama insan jurnalis dan pengusaha media di Surabaya itu, Ilona Juwita sebagai Co-Founder dan CEO ProPS turut memaparkan tentang pertumbuhan periklanan digital bagi Industri media.
“Pertumbuhan iklan di Indonesia di tahun 2025 diperkirakan sebesar 5,1 persen dengan nilai sekitar 4 juta dolar AS (setara Rp64,9 miliar dengan kurs Rp16.288),” terangnya.
Ilona juga menjelaskan tentang pentingnya pengelolaan data pelanggan untuk membuka peluang baru terkait monetisasi periklanan digital.
“Tidak hanya konten, pengelolaan data pelanggan menjadi sama pentingnya untuk memastikan pengalaman berkunjung yang tepat, dan peluang baru dalam monetisasi iklan,” jelasnya.
Lia Istifhama: Kolaborasi Jadi Kunci Utama
Pada acara Mediapreneur Talks di Surabaya ini juga turut dihadiri Anggota Komite III DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama atau akrab disapa Ning Lia.
Ning Lia menuturkan, kegiatan seminar jurnalistik yang diselenggarakan Promedia tersebut menjadi salah satu hal yang penting dalam membangun industri media dengan prinsip kolaborasi.
“Kita melihat CEO Promedia membuat event seperti ini, berkolaborasi dengan beberapa pihak yang lain, membahas tentang mediapreneur,” tutur Ning Lia.
“Promedia mengajak para jurnalis untuk membangun media di era sekarang menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan, yang kita lihat di sini, kunci utamanya yaitu kolaborasi,” tukasnya.*