Tiongkok Kuasai 45,55 Persen Impor Batam, Nilai Tembus US$ 708,06 Juta Sepanjang Oktober 2025

Ekonomi, Nasional28 Dilihat

matabangsa.com – Medan | Tiongkok kembali menegaskan dominasinya sebagai negara asal impor terbesar Kota Batam pada Oktober 2025 dengan nilai mencapai US$ 708,06 juta.

Kontribusi tersebut setara dengan 45,55 persen dari total impor Batam, menjadikan Tiongkok sebagai pemasok paling berpengaruh bagi industri manufaktur lokal.

BPS Kota Batam melaporkan bahwa impor dari Tiongkok mengalami kenaikan 13,07 persen dibandingkan September 2025.

Menurut data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, aktivitas impor di wilayah tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam satu tahun terakhir, terutama pada komoditas bahan baku industri, mesin, dan peralatan produksi yang mendukung sektor manufaktur. BPS mencatat bahwa tingginya kebutuhan pasokan komponen elektronik serta bahan penolong fabrikasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pendorong utama naiknya nilai impor. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor industri Batam masih ekspansif, sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi dan permintaan pasar global yang terus membaik.

Jika dibandingkan periode Oktober 2024, kenaikan impor dari Tiongkok bahkan mencapai 52,82 persen, mencerminkan meningkatnya hubungan dagang kedua wilayah.

Produk-produk seperti mesin listrik, komponen elektronik, hingga barang setengah jadi menjadi komoditas impor yang paling banyak masuk dari Tiongkok.

Keberadaan perusahaan manufaktur berorientasi ekspor di Batam turut memperkuat aliran impor karena sebagian besar bahan baku produksi berasal dari Tiongkok.

Industri elektronik, telekomunikasi, dan mekanik menjadi sektor yang paling bergantung pada pasokan komponen asal Tiongkok.

BPS menegaskan bahwa peningkatan impor ini sejalan dengan naiknya aktivitas produksi di kawasan industri Batam selama kuartal keempat 2025.

Selain Tiongkok, negara pemasok impor lainnya yang mendominasi sepanjang Januari–Oktober 2025 antara lain Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Namun, volume impor dari negara-negara tersebut masih tertinggal jauh dari kontribusi Tiongkok yang mencapai US$ 5.803,94 juta secara kumulatif.

Nilai tersebut mencerminkan kuatnya ketergantungan industri Batam pada rantai pasok Tiongkok sebagai pusat produksi dunia.

Sektor manufaktur menilai Tiongkok mampu menyediakan barang industri dalam jumlah besar dengan harga kompetitif dan kualitas stabil.

Kondisi geopolitik global juga berpengaruh terhadap pola impor, di mana perusahaan cenderung memilih pemasok yang konsisten dan cepat dalam pengiriman.

Kecepatan logistik dan kedekatan jalur pelayaran turut mendorong Tiongkok menjadi pemasok utama.

Peningkatan impor dari Tiongkok juga dipengaruhi oleh permintaan global terhadap produk teknologi yang diproduksi di Batam.

BPS melihat tren ini sebagai indikator positif bagi pertumbuhan industri lokal yang sedang melakukan ekspansi besar-besaran.

Pemerintah pusat dan daerah kini fokus memperkuat infrastruktur pelabuhan agar bisa menampung arus barang yang terus meningkat.

Dengan dominasi yang besar, impor dari Tiongkok diprediksi masih akan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya mengikuti kebutuhan industri.

Para analis memperkirakan bahwa tren peningkatan impor dari Tiongkok akan berdampak pada percepatan produksi dan peningkatan ekspor Batam tahun 2026.(***)

Foto: Kontainer berlabel Tiongkok dibongkar di terminal peti kemas Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Screenshot BPS Kota Batam

Tags: #ImporBatam, #Tiongkok, #BPSBatam, #EkonomiKepri, #PerdaganganInternasional, #IndustriManufaktur, #HS85, #Batam2025, #RantaiPasok,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *