matabangsa.com – Banten | BPS Banten merilis data terbaru yang menunjukkan perlambatan ekonomi di wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi provinsi yang hanya mencapai 1,39 persen menandai tekanan serius terhadap sektor industri dan perdagangan. Kondisi ini menjadi sinyal perlunya intervensi kebijakan yang lebih agresif.
PDRB Banten atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp232.230,1 miliar, sementara PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp139.125,36 miliar. Angka ini menunjukkan struktur ekonomi yang tetap didominasi sektor manufaktur, tetapi belum menunjukkan ekspansi signifikan.
Dalam konteks perdagangan internasional, nilai ekspor Banten mencapai 1.121,75 juta dolar AS. Namun nilai impor mencapai 3.418,87 juta dolar AS, sehingga neraca perdagangan mengalami defisit cukup besar. Ketimpangan ini dapat menghambat daya saing sektor industri lokal.
Inflasi Banten yang berada pada level 0,57 persen mencerminkan stabilitas harga kebutuhan pokok. IHK tercatat 108,51, menunjukkan bahwa harga-harga relatif terkendali sepanjang tahun. Meski demikian, tekanan konsumsi masih lemah, tercermin dari lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Data ketenagakerjaan menunjukkan TPT sebesar 6,64 persen. Angka tersebut memperlihatkan bahwa banyak penduduk usia produktif belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini menekan daya beli dan konsumsi rumah tangga.
TPAK yang berada pada angka 65,93 persen menunjukkan kesiapan penduduk untuk bekerja, namun peluang kerja belum memadai. Pemerintah daerah perlu menciptakan sektor-sektor baru yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Gini ratio Banten mencapai angka 0,33. Ketimpangan ini menandakan distribusi pendapatan belum merata, terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Kondisi ini berpotensi memperdalam masalah kemiskinan jika tidak segera ditangani.
Jumlah penduduk miskin Banten tercatat mencapai 772.720 orang atau 5,63 persen dari total populasi. Pemerintah daerah menghadapi tugas berat untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui program berbasis ekonomi kerakyatan.
Secara demografis, jumlah penduduk Banten mencapai 12.431,39 ribu jiwa dengan kepadatan mencapai 1.329 jiwa per km². Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat meningkatkan tekanan terhadap ekonomi jika lapangan kerja tidak bertambah.
IPM Banten yang berada pada angka 76,35 menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia cukup baik. Namun kualitas tersebut harus dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat agar kesejahteraan meningkat merata.
Umur harapan hidup di Banten mencapai 74,97 tahun. Angka ini menunjukkan perbaikan pada layanan kesehatan, namun bertambahnya usia harapan hidup juga meningkatkan tuntutan layanan sosial dan kesehatan.
Pemerintah Banten diharapkan mempercepat kebijakan penguatan ekonomi melalui investasi industri, pemberdayaan UMKM, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat.(***)
Tags: #EkonomiBanten, #PDRBBanten, #PertumbuhanEkonomi, #BPSBanten, #InflasiBanten, #TPPBanten, #KemiskinanBanten, #StatistikDaerah, #DataBPS,
Caption Foto: Aktivitas industri di salah satu kawasan ekonomi Banten sebagai motor pertumbuhan wilayah. Screenshot BPS Banten






