Matabangsa.com – Medan: Kerusakan infrastruktur akibat bencana alam di Sumatera Utara mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Berdasarkan laporan resmi Pemerintah Provinsi Sumut, ratusan titik longsor dan banjir besar merusak jalur transportasi utama sehingga menghambat aktivitas masyarakat serta distribusi barang dan layanan darurat. Data ini mempertegas pentingnya percepatan pemulihan infrastruktur di daerah terdampak.
Jalan nasional tercatat mengalami kerusakan pada 23 ruas dengan total 213 titik longsor. Beberapa ruas bahkan terputus total akibat terjangan material tanah dan batu. Kondisi ini menyebabkan sejumlah wilayah terisolasi dalam beberapa hari sebelum alat berat berhasil membuka akses sementara.
Tidak hanya jalan nasional, kerusakan juga terjadi pada jalan provinsi. Sebanyak 25 ruas mengalami 117 titik longsor yang membuat jalur transportasi terganggu. Kerusakan parah terjadi terutama di wilayah berbukit dan daerah rawan erosi akibat curah hujan tinggi.
Jalan kabupaten dan kota menjadi sektor yang paling banyak mengalami kerusakan dengan total 115 ruas rusak dan 169 titik longsor. Jalan lingkungan desa banyak yang tidak dapat dilalui kendaraan sehingga mempersulit evakuasi warga dan pendistribusian bantuan.
Selain itu, lebih dari 29 jembatan dilaporkan rusak akibat banjir besar yang menghanyutkan struktur pondasi dan memperlemah konstruksi. Beberapa jembatan vital bahkan runtuh sehingga memaksa warga mengambil jalur memutar yang lebih jauh.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghitung total kerugian sektor infrastruktur mencapai Rp2,6 triliun. Angka ini mencakup kerusakan pada jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, jembatan, irigasi, serta tanggul sungai. Pemerintah berencana melakukan audit konstruksi untuk mencegah kerusakan serupa berulang.
Kerusakan irigasi dan sungai juga menjadi perhatian. Banyak tanggul jebol akibat tekanan air yang tinggi, sementara beberapa bendungan kecil tidak mampu menahan volume air hujan yang ekstrem. Hal ini memicu banjir di sejumlah daerah pertanian dan permukiman.
Pemerintah provinsi kini mengerahkan tim gabungan untuk memperbaiki sejumlah titik prioritas. Alat berat ditempatkan di jalur rawan longsor untuk mempercepat pembukaan akses sambil mengantisipasi longsor susulan. Cuaca yang masih tidak menentu menjadi tantangan utama.
Kepala Dinas Bina Marga Sumut menegaskan bahwa pemulihan infrastruktur membutuhkan waktu dan anggaran besar. Pemerintah mengajukan dukungan dari pemerintah pusat, termasuk bantuan teknis dan material untuk memperbaiki struktur jalan dan jembatan yang rusak berat.
Dalam jangka pendek, akses darurat diberikan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan logistik. Jalur alternatif dipetakan melalui koordinasi pemerintah daerah, TNI, dan Polri untuk menjamin pergerakan tim penyelamat serta warga yang membutuhkan evakuasi.
Pemerintah juga meminta masyarakat menghindari jalur yang berpotensi rawan longsor, terutama pada malam hari. Peringatan dini dipasang di berbagai titik untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat jalan licin dan tidak stabil.
Dengan banyaknya kerusakan yang terjadi, pemerintah memastikan pemulihan infrastruktur menjadi prioritas utama setelah evakuasi korban. Pemerintah berkomitmen memperkuat kualitas konstruksi sebagai antisipasi perubahan iklim yang menyebabkan intensitas bencana meningkat.(***)
Tag:
#InfrastrukturSumut, #Longsor, #KerusakanJalan, #BencanaSumut, #PemulihanSumut,






