matabangsa.com – Aceh: Bencana banjir dan longsor di Aceh sepanjang 2025 turut melumpuhkan layanan kesehatan masyarakat. BNPB mencatat sebanyak 173 fasilitas kesehatan rusak hingga 25 Desember 2025.
Fasilitas yang rusak meliputi puskesmas, pustu, klinik desa, dan fasilitas layanan kesehatan lainnya. Kerusakan terjadi akibat genangan banjir dan timbunan material longsor.
Kondisi ini memperberat penanganan korban luka yang jumlahnya mencapai sekitar 4.000 jiwa. Banyak korban harus dirujuk ke wilayah lain yang fasilitas kesehatannya masih berfungsi.
Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Tengah menjadi daerah dengan gangguan layanan kesehatan paling signifikan.
Rusaknya fasilitas kesehatan meningkatkan risiko krisis kesehatan di lokasi pengungsian. Penyakit infeksi, diare, dan gangguan pernapasan mulai muncul.
BNPB bersama Dinas Kesehatan mendirikan pos kesehatan darurat untuk melayani pengungsi.
Tenaga medis bekerja dengan keterbatasan peralatan dan obat-obatan. Distribusi logistik kesehatan terkendala rusaknya jembatan dan akses jalan.
Wilayah yang terisolasi menjadi prioritas penanganan melalui jalur darat dan udara.
Selain layanan fisik, dukungan kesehatan mental diberikan kepada korban yang mengalami trauma.
Pemerintah terus memperbarui data kerusakan fasilitas kesehatan sebagai dasar rehabilitasi pascabencana.
Rehabilitasi fasilitas kesehatan dinilai penting untuk mencegah lonjakan angka kematian pascabencana.
BNPB menegaskan pemulihan layanan kesehatan menjadi prioritas utama dalam masa transisi darurat ke pemulihan.(***)
Tags:
#FasilitasKesehatan, #DaruratMedis, #AcehBencana, #BNPB, #KrisisKesehatan,
Caption Foto:
Data BNPB menampilkan jumlah fasilitas kesehatan rusak di Aceh akibat banjir dan longsor 2025.





