Impor Nonmigas Dominasi Perdagangan Kepulauan Riau, Mesin dan Peralatan Listrik Jadi Andalan Industri

Ekonomi, Kepri, Nasional21 Dilihat

matabangsa.com – Kepri: Impor nonmigas masih mendominasi struktur perdagangan luar negeri Provinsi Kepulauan Riau sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau mencatat nilai impor nonmigas mencapai US$16,35 miliar atau sekitar 88,15 persen dari total impor daerah yang mencapai US$18,54 miliar.

Dominasi impor nonmigas ini mencerminkan karakter ekonomi Kepulauan Riau sebagai kawasan industri dan perdagangan bebas yang sangat bergantung pada pasokan bahan baku, barang modal, dan komponen produksi dari luar negeri. Aktivitas industri manufaktur menjadi penggerak utama tingginya kebutuhan impor tersebut.

BPS Kepri mencatat bahwa golongan barang mesin dan peralatan listrik (HS 85) menjadi komoditas impor nonmigas terbesar sepanjang Januari–Oktober 2025. Nilai impornya mencapai US$6,76 miliar atau berkontribusi sebesar 41,37 persen terhadap total impor nonmigas Kepulauan Riau.

Selain mesin dan peralatan listrik, golongan barang mesin dan pesawat mekanik (HS 84) juga mencatat nilai impor yang signifikan, yakni sebesar US$2,49 miliar atau sekitar 15,25 persen. Dua kelompok barang ini menjadi tulang punggung pasokan industri manufaktur di Batam, Bintan, dan Karimun.

Komoditas impor nonmigas lainnya yang memiliki peran cukup besar antara lain berbagai produk kimia senilai US$1,19 miliar, benda dari besi dan baja US$1,04 miliar, besi dan baja US$849,56 juta, serta plastik dan barang dari plastik senilai US$719,75 juta.

Masuknya kapal laut, kokoa dan cokelat, aluminium, hingga perangkat optik dalam daftar sepuluh besar impor nonmigas menunjukkan beragamnya kebutuhan industri Kepulauan Riau. Hal ini memperlihatkan struktur ekonomi daerah yang terintegrasi dengan rantai pasok global.

Secara bulanan, impor nonmigas pada Oktober 2025 mencapai US$1,72 miliar atau tumbuh 21,63 persen dibandingkan Oktober 2024. Kenaikan ini menandakan aktivitas produksi industri masih berjalan kuat meski di tengah ketidakpastian ekonomi global.

BPS menilai peningkatan impor nonmigas sejalan dengan tingginya permintaan pasar internasional terhadap produk ekspor Kepulauan Riau. Industri membutuhkan pasokan bahan baku dan komponen agar mampu memenuhi kontrak ekspor yang terus meningkat.

Dari sisi kebijakan, pemerintah daerah memandang impor nonmigas sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi industrialisasi. Selama impor tersebut digunakan untuk mendukung produksi dan ekspor, dampaknya dinilai positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Namun demikian, pemerintah juga mendorong peningkatan penggunaan komponen dalam negeri secara bertahap. Upaya substitusi impor dilakukan untuk memperkuat ketahanan industri sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi lokal.

BPS menegaskan bahwa keseimbangan antara impor nonmigas dan ekspor menjadi kunci menjaga kesehatan neraca perdagangan Kepulauan Riau. Sepanjang Januari–Oktober 2025, surplus perdagangan masih terjaga meski impor meningkat signifikan.

Dengan dominasi impor nonmigas yang kuat, Kepulauan Riau semakin menegaskan posisinya sebagai pusat industri manufaktur berorientasi ekspor. Ke depan, tantangan utama adalah memastikan impor tersebut terus mendorong produktivitas, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(***)

Tags: impor nonmigas kepri, bps kepri 2025, industri manufaktur kepri, perdagangan internasional, ekonomi kepulauan riau

Caption Foto: Mesin dan peralatan listrik hasil impor yang digunakan sebagai penunjang produksi di kawasan industri Kepulauan Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *