matabangsa.com – Kepri: Pelabuhan Batu Ampar di Kota Batam masih menjadi pintu masuk utama barang impor Provinsi Kepulauan Riau sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau mencatat nilai impor melalui Pelabuhan Batu Ampar mencapai US$9,70 miliar, menjadikannya pelabuhan dengan kontribusi terbesar terhadap total impor daerah.
Nilai impor melalui Batu Ampar tersebut meningkat 11,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat sebesar US$8,67 miliar. Kenaikan ini mencerminkan tingginya aktivitas industri dan perdagangan di kawasan Batam sebagai pusat manufaktur dan logistik Kepulauan Riau.
Secara kumulatif, Pelabuhan Batu Ampar bersama Pelabuhan Sekupang menjadi dua pelabuhan utama dengan peranan dominan. Nilai impor melalui Pelabuhan Sekupang selama Januari–Oktober 2025 mencapai US$4,05 miliar, sehingga kontribusi keduanya mencapai 74,16 persen dari total nilai impor Kepulauan Riau.
Pada Oktober 2025 saja, nilai impor yang dibongkar melalui Pelabuhan Batu Ampar tercatat sebesar US$1,09 miliar. Angka ini meningkat 4,31 persen dibandingkan Oktober 2024, menunjukkan konsistensi peran Batu Ampar sebagai gerbang logistik utama.
Selain Batu Ampar dan Sekupang, pelabuhan lain yang berkontribusi signifikan terhadap impor Kepulauan Riau adalah Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan nilai US$1,56 miliar, Pelabuhan Kijang sebesar US$1,08 miliar, serta Pelabuhan Tanjung Pinang yang mencapai US$669,23 juta.
Distribusi impor menurut pelabuhan ini menggambarkan sebaran aktivitas industri dan perdagangan di berbagai wilayah Kepulauan Riau. Batam tetap menjadi pusat utama, sementara Karimun, Bintan, dan Tanjung Pinang berperan sebagai penopang logistik regional.
Dari sisi volume, Pelabuhan Batu Ampar juga mencatatkan posisi teratas. BPS Kepri mencatat volume impor melalui Batu Ampar sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai 2,58 juta ton atau sekitar 29,90 persen dari total volume impor daerah.
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berada di posisi kedua dengan volume impor sebesar 2,33 juta ton atau 26,97 persen. Dua pelabuhan ini menyerap lebih dari separuh total volume impor Kepulauan Riau, menegaskan perannya sebagai simpul logistik utama.
Pada Oktober 2025, volume impor melalui Pelabuhan Batu Ampar tercatat sebesar 271,07 ribu ton. Meski mengalami penurunan 7,91 persen dibandingkan Oktober 2024, aktivitas bongkar muat tetap berlangsung tinggi seiring kebutuhan industri.
BPS menilai fluktuasi volume impor bulanan merupakan hal yang wajar dan dipengaruhi oleh jadwal pengiriman, kebutuhan industri, serta kondisi logistik global. Secara umum, tren impor melalui pelabuhan utama tetap menunjukkan aktivitas yang kuat.
Pemerintah daerah terus mendorong peningkatan kapasitas dan efisiensi pelabuhan melalui penguatan infrastruktur, digitalisasi layanan kepelabuhanan, serta integrasi dengan kawasan industri. Langkah ini bertujuan menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing ekonomi daerah.
Dengan dominasi Pelabuhan Batu Ampar dan peran pelabuhan lainnya, sistem logistik impor Kepulauan Riau dinilai semakin matang. Ke depan, penguatan peran pelabuhan diharapkan mampu mendukung pertumbuhan industri sekaligus menjaga kelancaran arus barang impor secara berkelanjutan.(***)
Tags: pelabuhan batu ampar, impor kepri, bps kepri 2025, logistik pelabuhan, perdagangan internasional
Caption Foto: Aktivitas bongkar muat kontainer impor di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, sebagai pintu masuk utama barang impor Kepulauan Riau.






