matabangsa.com – Medan | Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat pada akhir 2025 mencatatkan korban jiwa yang sangat besar. BNPB merilis data terbaru yang menunjukkan 226 warga meninggal dan 213 lainnya masih hilang. Tim SAR gabungan terus menyisir lokasi terdampak di Kabupaten Agam, daerah dengan jumlah korban meninggal tertinggi mencapai 171 jiwa.
Menurut data terbaru yang dihimpun dari Dashboard Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), informasi mengenai sebaran kejadian, tingkat kerawanan wilayah, serta tren perubahan indikator kebencanaan ditampilkan secara real-time berdasarkan laporan resmi pemerintah daerah dan pemutakhiran sistem monitoring nasional. Data ini menjadi rujukan utama dalam melihat dinamika bencana di Sumatera Utara, termasuk frekuensi kejadian, dampak kerusakan, dan upaya penanganan yang telah dilakukan.
Pemerintah daerah mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor di berbagai titik.
Warga di daerah terdampak mengaku kesulitan mendapatkan informasi karena jaringan listrik dan komunikasi rusak.
BNPB menegaskan bahwa proses pencarian korban hilang menjadi prioritas utama selama masa tanggap darurat.
Sementara itu, 112 warga mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan darurat yang disiapkan di pos pengungsian.
Banyak keluarga masih menunggu kabar anggota keluarganya yang belum ditemukan sejak banjir besar menghantam beberapa wilayah pada 2–4 Desember lalu.
Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk mempercepat upaya pemulihan serta memberikan bantuan kepada seluruh korban bencana.
Hingga kini, BNPB memperkirakan data korban bisa bertambah mengingat beberapa lokasi masih sulit dijangkau tim penyelamat.(***)
Foto: Tampilan Dashboard BNPB Sumatera Barat menunjukkan total korban meninggal, hilang, dan terluka akibat banjir dan longsor 2025. Screenshot BNPB
Tags: #SumateraBarat, #BanjirLongsor, #BNPB, #KorbanJiwa, #Agam, #Bencana2025, #TanggapDarurat , #SAR #BeritaTerkini






