Pada suatu siang yang terik di pinggir jalan raya di Medan Area terlihat seorang ibu penjual
minuman yang berhenti sejenak untuk istirahat terlihat keringat yang bercucuran di
keningnya di sebabkan panas yang terik dan raut wajah yang sangat lelah.
Namanya ibu Mariana usianya sudah mencapai 50 tahun yang seharusnya sudah tidak layak
untuk bekerja namun baginya usia bukanlah halangan untuk mencari sebuah rejeki yang
halal, rejeki sudah di atur sama yang kuasa ujarnya.
Ibu mariana, seorang ibu tunggal yang menafkahi 2 anaknya yang masih sekolah ia di
tinggal suaminya lantaran suaminya tidak bertanggung jawab, jadi dia harus menanggung
semua bebannya sendiri karena kalau bukan dia siapa lagi yang mau menafkahi anaknya.
Penghasilan ibu Mariana dari hasil menjual minuman tidaklah besar hanya 50.
perhari. Angka segitu di dapatnya ketika hari nya panas terik kalau sedang hujan ibu
Mariana hanya mendapatkan 20. ribu perhari harga minuman yang ia jual hanya 1
per botolnya jika habis dia bisa membeli beras untuk anaknya makan jika hujan dan
dagangan nya hanya laku sedikit dia harus puasa menahan lapar, tapi sedikitpun ibu
Mariana tidak pernah mengeluh.
Di bawah terik matahari dan derasnya hujan ibu Mariana tidak pernah mengeluh atas semua
itu dia terus kuat walau tubuhnya sudah sakit-sakitan tapi dia tetap berjuang agar dia pulang
bisa membeli beras untuk anaknya makan.
Saya gak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi saya hanya berharap pulang bisa
melihat anak saya tersenyum sambil makan dan saya hanya berharap suatu saat nanti saya
ingin melihat anak-anak saya wisuda dan sukses kedepannya katanya dengan nada yang
penuh harapan.
Di balik senyum ibu Mariana yang tulus, menyimpan harapan dan kekuatan yang sangat
kuat dan tangguh yang mungkin tidak bisa di rasakan oleh orang lain walau kadang dia
melihat orang lain yang senang akan harta dan kekayaan tapi ibu Mariana tidak pernah
perduli yang penting baginya saya bekerja dengan halal dan tidak memberikan anak saya
sebuah hasil yang haram katanya dengan pelan sambil menahan tangis.
Dulu ibu mariana sempat ingin menyerah dengan keadaan yang dia alami dia sempat ingin
mengakhiri dirinya karena sudah tidak sanggup dengan keadaan yang selalu menekannya,
tapi saya pikir buat apa saya menyerah karena takdir gak pernah salah tempat ujarnya
dengan nada yang meyakinkan ditinya.
Ibu Mariana adalah potret nyata seorang wanita yang tangguh dan kuat dia tidak pernah
berharap di kasihani orang dia merasa itu semua hanya akan membuat dia menjadi semakin
jatuh dan terpuruk lebih dalam lagi.
Dia merasa lebih senang ketika dia di hargai dan ada pembeli yang bilang kalau minuman
nya enak dia sangat bahagia karena merasa di hargai atas apa yang di buatnya.
Dalam dunia yang penuh ambisi kisah ibu mariana sangat menyentuh dalam hati, ia
mengajarkan kita bahwa kerja keras bukan lah di pandang dari usia atau pun jenis kelamin,
tapi kerja keras di pandang ketika kita mau berusaha tanpa harus mengenal rasa lelah.
Terkadang apa yang kita ingin kan harus kita perjuangkan bukan hanya kita hayalkan saja
mimpi tanpa sebuah usaha hanya mimpi yang tidak nyata dan kita hanya di dalam mimpi
tersebut tanpa merasakan apapun, dan bermimpilah setinggi mungkin sampai kita
merasakan hasil dari mimpi tersebut.
Jika suatu hari kalian sedang lewat di medan area liatlah seorang ibu yang tangguh sedang
berjualan dan lihatlah senyuman dari ibu yang sangat tulus dalam bekerja dan melayani
sebuah pembeli.
Mungkin ketika anda sedang lewat anda tidak harus tapi cobalah anda liat wajah ibu
tersebut yang memiliki senyuman yang sangat tulus dan penuh harapan mungkin kalian
akan tersentuh dan ingin membeli minuman ibu tersebut
Dan barangkali, dari sebotol minuman kita belajar bahwa harapan apapun bisa terjadi jika
kita ingin berusaha dan tidak pernah mengeluh.
Penulis:
Muhammad Bagas
mahasiswa UINSU
Faultas Ilmu Sosial
Prodi Ilmu Komunikasi