Impor Bali Oktober 2025 Melonjak 39,95 Persen, Singapura Dominan Pasok Bahan Bakar

Ekonomi, Nasional4 Dilihat

matabangsa.com – Medan: Kinerja impor Provinsi Bali pada Oktober 2025 menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat nilai impor barang dari luar negeri mencapai US$ 16.879.037, atau naik 39,95 persen secara year on year (y-on-y) dibandingkan Oktober 2024 yang tercatat sebesar US$ 12.061.184.

Peningkatan nilai impor ini juga menempatkan capaian Oktober 2025 lebih tinggi dibandingkan September 2025. Kondisi tersebut mencerminkan meningkatnya aktivitas ekonomi Bali, khususnya kebutuhan terhadap bahan baku, energi, dan barang penolong yang menopang sektor industri, pariwisata, serta jasa penunjang lainnya.

Dari sepuluh negara utama asal impor Provinsi Bali pada Oktober 2025, sebanyak delapan negara tercatat mengalami kenaikan secara tahunan. Kenaikan impor ini menunjukkan bahwa Bali masih sangat bergantung pada pasokan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi daerah.

Singapura tercatat sebagai negara asal impor dengan kenaikan tertinggi secara year on year, yakni mencapai 756,72 persen. Lonjakan ini menjadi yang paling mencolok dibandingkan negara asal impor lainnya sepanjang Oktober 2025.

BPS Provinsi Bali menjelaskan bahwa lonjakan impor dari Singapura tersebut didominasi oleh peningkatan impor produk Bahan Bakar Mineral (HS 27). Komoditas ini menjadi kebutuhan penting untuk mendukung aktivitas transportasi, industri, dan sektor pariwisata Bali yang kembali menggeliat.

Selain Singapura, beberapa negara lain juga mencatat peningkatan impor, meskipun dengan laju pertumbuhan yang lebih moderat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi Bali mendorong peningkatan permintaan terhadap berbagai jenis barang impor.

Jika dilihat dari sisi komoditas, Logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) tercatat sebagai komoditas impor dengan nilai terbesar pada Oktober 2025. Nilainya mencapai US$ 2.315.756, dengan kontribusi 13,72 persen dari total impor Bali pada bulan tersebut.

Dari sepuluh komoditas utama impor, enam komoditas tercatat mengalami kenaikan secara tahunan. Kenaikan tertinggi terjadi pada impor Barang dari kulit samak (HS 42) yang melonjak hingga 266,47 persen, seiring meningkatnya aktivitas industri kerajinan dan fesyen berbasis kulit di Bali.

Meski impor bulanan menunjukkan kenaikan tajam, secara kumulatif Januari–Oktober 2025, nilai impor Provinsi Bali justru tercatat mengalami penurunan. BPS mencatat nilai impor kumulatif sebesar US$ 134.442.493, atau turun 1,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai US$ 137.031.627.

Secara kumulatif, Amerika Serikat tercatat sebagai negara asal impor dengan nilai terbesar, dengan pangsa mencapai 21,87 persen dari total impor Bali. Sementara itu, impor dari Thailand mengalami penurunan terdalam secara kumulatif, yakni hingga 38,44 persen, menunjukkan adanya pergeseran sumber pasokan impor Bali.

Jika ditinjau berdasarkan jenis komoditas impor kumulatif, Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) menjadi komoditas impor terbesar pada periode Januari–Oktober 2025. Komoditas ini mencatatkan nilai tertinggi dengan kontribusi 20,72 persen dari total impor kumulatif Bali, meskipun beberapa komoditas lain mengalami penurunan cukup dalam.

BPS menilai bahwa kenaikan impor Oktober 2025 merupakan konsekuensi dari meningkatnya aktivitas ekonomi daerah, khususnya pada sektor pariwisata dan industri pengolahan. Namun demikian, pengendalian struktur impor tetap diperlukan agar tidak menekan neraca perdagangan daerah, sekaligus mendorong penggunaan produk dalam negeri untuk menjaga keseimbangan ekonomi Bali ke depan.(***)

Tags: #ImporBali,#BPSProvinsiBali,#PerdaganganInternasional,#EkonomiBali,#DataResmi

Caption Foto: Aktivitas bongkar muat barang impor di pelabuhan yang mendukung kebutuhan industri dan pariwisata Bali, Oktober 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *