matabangsa.com – Medan | Aktivitas impor nonmigas Kota Batam mengalami peningkatan signifikan sepanjang Oktober 2025 dengan nilai mencapai US$ 1.547,85 juta.
BPS Kota Batam mencatat kenaikan 4,05 persen dibandingkan periode September 2025, menunjukkan dorongan kuat sektor industri lokal.
Peningkatan impor nonmigas didorong oleh proses ekspansi beberapa perusahaan besar yang membutuhkan pasokan bahan baku dalam jumlah besar.
Menurut data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, aktivitas impor di wilayah tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam satu tahun terakhir, terutama pada komoditas bahan baku industri, mesin, dan peralatan produksi yang mendukung sektor manufaktur. BPS mencatat bahwa tingginya kebutuhan pasokan komponen elektronik serta bahan penolong fabrikasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pendorong utama naiknya nilai impor. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor industri Batam masih ekspansif, sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi dan permintaan pasar global yang terus membaik.
Industri elektronik, logistik, dan mekanik menjadi sektor yang paling dominan menyerap impor selama bulan tersebut.
Mesin dan peralatan listrik (HS 85) menjadi komoditas impor terbesar dengan nilai US$ 638,50 juta.
Komoditas ini memiliki kontribusi 41,25 persen terhadap total impor nonmigas Batam.
Sejumlah perusahaan di Batam mengonfirmasi bahwa mereka sedang meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi tingginya permintaan ekspor.
Kenaikan impor nonmigas juga disebut sebagai indikator percepatan aktivitas pabrik pada kuartal terakhir 2025.
Pemerintah mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas rantai pasok demi menjaga efisiensi produksi.
Selain HS 85, golongan barang HS 84 juga mencatat impor besar dengan nilai US$ 2.059,39 juta secara kumulatif.
Komoditas bahan kimia, baja, plastik, serta perangkat optik turut menyumbang kenaikan impor.
BPS menilai struktur impor nonmigas Batam masih konsisten dengan karakteristik industri berbasis manufaktur.
Kenaikan impor dinilai mencerminkan iklim investasi Batam yang semakin kondusif.
Penguatan kawasan industri menjadi faktor utama meningkatnya permintaan bahan baku.
Beberapa perusahaan bahkan mulai membuka lini produksi baru sepanjang akhir tahun.
Dampak peningkatan impor dinilai akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kota Batam di triwulan terakhir.
Konsumsi energi industri meningkat seiring aktivitas pabrik yang tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
BPS memprediksi tren impor nonmigas masih berlanjut hingga memasuki awal tahun 2026.
Para ekonom menilai momen ini sebagai fase penguatan struktur industri Batam sebagai pusat manufaktur nasional.(***)
Foto: Aktivitas bongkar muat kontainer nonmigas di Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Screenshot BPS Kota Batam
Tags: #ImporNonmigas, #EkonomiBatam, #BPSBatam, #IndustriManufaktur, #HS85, #InvestasiBatam, #Batam2025, #PerdaganganInternasional, #PertumbuhanEkonomi,






