Kerja Ada, Tapi Jam Kerja Menyusut: Produktivitas Tenaga Kerja Jawa Barat Tertekan

matabangsa.com – Bandung |  Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Agustus 2025 mengungkap persoalan ketenagakerjaan yang tidak kasat mata, yakni menyusutnya jam kerja pekerja.

Meski jumlah penduduk bekerja meningkat menjadi 24,51 juta orang, kualitas jam kerja justru menunjukkan tren melemah.

BPS mencatat persentase pekerja tidak penuh mencapai 27,92 persen dari total pekerja.

Angka ini meningkat 0,68 persen poin dibandingkan Agustus 2024.

Pekerja tidak penuh mencakup setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu.

Setengah pengangguran naik signifikan menjadi 8,35 persen pada Agustus 2025.

Kondisi ini berarti jutaan pekerja memiliki pekerjaan, tetapi jam kerjanya belum optimal.

Di sisi lain, pekerja paruh waktu mencapai 19,57 persen dari total penduduk bekerja.

Peningkatan pekerja paruh waktu menunjukkan kecenderungan fleksibilisasi kerja yang belum sepenuhnya diimbangi perlindungan pendapatan.

Fenomena ini berdampak langsung pada produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja.

Jam kerja yang rendah membatasi pendapatan rumah tangga dan daya beli masyarakat.

BPS menilai perlunya penciptaan lapangan kerja yang tidak hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga menyediakan jam kerja layak.

Tanpa perbaikan kualitas kerja, pertumbuhan ketenagakerjaan dikhawatirkan tidak berdampak optimal pada ekonomi Jawa Barat.(***)

Tags: jam kerja, produktivitas tenaga kerja, pekerja paruh waktu, setengah pengangguran, bps jawa barat

Caption Foto: Pekerja sektor jasa dengan jam kerja terbatas yang mencerminkan tantangan produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat. Screenshot BPS Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *