matabangsa.com – Medan | Dominasi industri mesin dan peralatan listrik kembali terlihat dalam laporan ekspor Kota Batam pada Oktober 2025. Komoditas berlabel HS 85 itu menjadi penopang utama dengan nilai ekspor mencapai US$ 950,20 juta.
Kinerja ekspor komoditas HS 85 bukan hanya mendominasi bulan Oktober, tetapi juga memimpin kontribusi sepanjang Januari–Oktober 2025 dengan total nilai ekspor mencapai US$ 8.274,67 juta.
Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, seluruh capaian ekspor yang tercatat pada periode Oktober 2025 tersebut bersumber dari publikasi statistik perdagangan luar negeri Batam, yang memuat rincian nilai ekspor migas dan nonmigas, komoditas unggulan berdasarkan HS 2 digit, negara tujuan utama, serta kontribusi tiap pelabuhan muat terhadap total ekspor. BPS Kota Batam menegaskan bahwa peningkatan ekspor pada bulan tersebut merupakan hasil akumulasi aktivitas industri manufaktur dan logistik yang dihimpun melalui sistem pencatatan ekspor resmi yang berlaku nasional.
Besarnya kontribusi komoditas ini menunjukkan kuatnya struktur industri elektronik Batam, yang telah berkembang sebagai basis produksi global untuk kebutuhan Amerika, Asia, dan Eropa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Batam mencatat bahwa sektor HS 85 menyumbang 52,74 persen terhadap total ekspor nonmigas Batam sepanjang 2025.
Performa tersebut menandakan tingginya permintaan global terhadap produk elektronik dan peralatan kelistrikan yang diproduksi di kawasan industri Batam.
Selain itu, industri ini dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan, terutama setelah beberapa perusahaan multinasional menambah kapasitas produksi sejak awal 2025.
Pemerintah pusat dan BP Batam turut memperluas fasilitas kepelabuhanan dan logistik sebagai dukungan atas bertambahnya aktivitas ekspor komoditas unggulan tersebut.
Peningkatan nilai ekspor HS 85 juga didorong oleh stabilnya suplai bahan baku dan efisiensi biaya logistik di kawasan industri terpadu.
BPS mencatat permintaan tertinggi berasal dari Amerika Serikat yang menyerap US$ 600,28 juta ekspor pada Oktober 2025, sebagian besar berupa komponen elektronik dan mesin berteknologi tinggi.
Pasar lain seperti Singapura, Jepang, dan Tiongkok juga menjadi tujuan penting distribusi produk HS 85 yang dikonsolidasikan sebelum dikirim ke berbagai wilayah dunia.
Pemerintah menilai bahwa industri elektronika Batam adalah salah satu sektor paling siap berkompetisi di era digital dan perdagangan bebas kawasan.
Keberhasilan komoditas HS 85 mempertahankan dominasi di ekspor Batam juga berkaitan dengan peningkatan kemampuan teknis tenaga kerja lokal yang kini lebih terspesialisasi.
Perusahaan industri elektronik di Batam juga terus meningkatkan investasi pada sistem otomasi dan digitalisasi produksi untuk mendorong efisiensi.
Komoditas unggulan lain seperti mesin/pesawat mekanik (HS 84) dan kapal laut (HS 89) turut memberi kontribusi, tetapi nilainya masih jauh di bawah HS 85.
HS 84 menyumbang US$ 1.940,52 juta sepanjang Januari–Oktober 2025, sementara HS 89 mencatatkan US$ 856,08 juta.
Perbedaan besaran kontribusi itu menegaskan bahwa sektor elektronik tetap menjadi tulang punggung ekspor Batam dalam dua dekade terakhir.
Dengan terus meningkatnya permintaan global terhadap produk elektronik, terutama di sektor perangkat pintar dan energi terbarukan, ekspor HS 85 diprediksi masih akan tumbuh di akhir tahun.
Para analis ekonomi menilai bahwa jika infrastruktur logistik terus diperluas, Batam berpotensi menjadi pusat manufaktur elektronik terbesar di Asia Tenggara.
Dominasi HS 85 diharapkan mampu menjaga stabilitas ekspor Batam dan mendorong percepatan ekonomi daerah, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global.(***)
Foto: Pekerja memeriksa komponen elektronik di salah satu pabrik industri di Batam yang menjadi penyumbang terbesar ekspor HS 85. Screenshot BPS Batam.
Tags: #EksporBatam, #HS85, #IndustriElektronik, #BatamManufacturing, #BPSKepri, #EksporNonmigas, #PerdaganganGlobal, #EkonomiBatam, #ElektronikaIndonesia,






