matabangsa.com – Medan | Sejumlah pengamat kebencanaan menilai bencana banjir dan longsor di Sumbar menjadi alarm keras soal tata ruang daerah.
Kerusakan 6,1 ribu rumah dinilai sebagai indikasi bahwa banyak pemukiman berada di kawasan rentan. BNPB mencatat 228 warga meninggal, menjadikan bencana ini salah satu yang paling mematikan pada 2025.
Pengamat menilai pembangunan yang tidak mengikuti analisis risiko bencana turut memperburuk dampak.
Kerusakan 657 fasilitas umum menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap infrastruktur.
Terdata 64 jembatan rusak dianggap sebagai bukti bahwa struktur bangunan di daerah rawan belum sesuai standar mitigasi.
Kerusakan 200 tempat ibadah memperlihatkan bahwa bangunan publik di zona rawan tidak dilengkapi perlindungan memadai.
Sebanyak 72 fasilitas kesehatan rusak membuat layanan kesehatan lumpuh dalam kondisi darurat.
Pengamat menyarankan audit menyeluruh terhadap 385 fasilitas pendidikan yang rusak.
Pemerintah diminta meninjau ulang rencana tata ruang wilayah untuk menekan risiko di masa depan.
Pemulihan harus dibarengi dengan reformasi kebijakan pembangunan jangka panjang.
Para ahli meminta pemerintah pusat ikut mengawasi pembenahan agar kejadian serupa tidak terulang.(***)
Foto: Data dashboard BNPB tentang dampak bencana Sumatera Barat 7 Desember 2025.
Tags: #AnalisisBencana, #TataRuang #BNPB #SumateraBarat #Longsor2025 #MitigasiBencana #DataBNPB #AhliKebencanaan #BreakingNews






