matabangsa.com – Tapteng: Penyuluh Agama Kristen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapanuli Tengah, Yatiba Laia, S.Th. mengatakan bahwa keterlibatan semua pihak, termasuk tokoh agama, sangat penting dalam upaya menekan angka stunting di masyarakat. Hal ini disampaikan beliau setelah menghadiri kegiatan minilokakarya dan rembuk stunting Kecamatan Tukka tahun 2025 yang dilaksanakan di Kantor Penyuluhan BKKBN Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (05/03).
Dalam kegiatan tersebut, Yatiba hadir sebagai perwakilan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Tukka bersama berbagai peserta lainnya, seperti Kepala Puskesmas, Kepala BKKBN, Plt. Camat, Babinsa, Kamtibmas, perwakilan PKK, ibu-ibu kepling, dan lurah. Rembuk stunting ini membahas persoalan kekurangan gizi balita yang masih menjadi perhatian di Kecamatan Tukka serta langkah-langkah strategis dalam penanggulangannya.
Baca Juga: Musrenbang Mewujudkan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Sebagai peserta, Yatiba mendengarkan paparan mengenai kondisi stunting di wilayah tersebut dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Ia juga aktif dalam sesi diskusi yang membahas peran penyuluh dalam membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang baik dalam keluarga.
Menurutnya, keterlibatan tokoh agama, termasuk penyuluh, sangat diperlukan dalam menyampaikan pesan moral dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan anak. “Penyuluh agama dapat menjadi jembatan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa menjaga kesehatan dan memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak juga merupakan bentuk tanggung jawab iman dan kasih dalam keluarga,” ungkapnya.
Baca Juga: Dansatgas TMMD 123 Kodim 1416/Muna Pimpin Apel di Hari Ke 15
Selama kegiatan berlangsung, berbagai pihak menyampaikan pemaparan mengenai penyebab dan dampak jangka panjang stunting bagi anak-anak. Yatiba menyimak dengan saksama setiap materi yang disampaikan, terutama terkait peran keluarga dalam memastikan asupan gizi yang cukup. Ia menyadari bahwa masalah ini bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga berkaitan erat dengan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat.
Dengan keikutsertaan dalam kegiatan ini, Yatiba berharap dapat lebih memahami peran penyuluh dalam mendukung program kesehatan masyarakat serta menjadikan edukasi terkait pencegahan stunting sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat.






