Perikanan Dominasi Ekspor Bali Oktober 2025, Sumbang Lebih dari 35 Persen

Ekonomi, Nasional8 Dilihat

matabangsa.com – Medan: Komoditas ikan, krustasea, dan moluska (HS 03) kembali menegaskan perannya sebagai tulang punggung ekspor Provinsi Bali. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, pada Oktober 2025 nilai ekspor komoditas perikanan mencapai US$ 18.774.412, atau berkontribusi 35,19 persen terhadap total ekspor Bali yang sebesar US$ 53.352.580.

Dominasi sektor perikanan ini menempatkan Bali sebagai salah satu daerah dengan kekuatan ekspor berbasis sumber daya kelautan. Capaian tersebut juga menjadi penopang utama pertumbuhan ekspor Bali yang pada Oktober 2025 tercatat naik 8,13 persen secara year on year (y-on-y) dibandingkan Oktober 2024.

BPS Provinsi Bali menjelaskan bahwa meningkatnya permintaan pasar internasional terhadap produk perikanan Bali dipengaruhi oleh kualitas produk, keberlanjutan pasokan, serta semakin luasnya akses pasar ekspor. Produk ikan segar, beku, maupun olahan dari Bali dinilai memiliki daya saing tinggi di pasar global.

Dari sisi negara tujuan, peningkatan ekspor perikanan paling signifikan tercatat ke kawasan Asia. Taiwan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi, di mana nilai ekspor Bali ke negara tersebut melonjak 125,06 persen (y-on-y) pada Oktober 2025. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya pengiriman produk ikan, krustasea, dan moluska.

Selain Taiwan, Vietnam mencatat lonjakan ekspor paling tinggi secara persentase, yakni mencapai 1.067,34 persen dibandingkan Oktober 2024. BPS mencatat bahwa ekspor ke Vietnam juga didominasi oleh produk perikanan, yang menunjukkan kuatnya permintaan regional terhadap komoditas kelautan asal Bali.

Tidak hanya menopang kinerja bulanan, sektor perikanan juga menjadi komoditas utama secara kumulatif Januari–Oktober 2025. Selama periode tersebut, produk ikan, krustasea, dan moluska menyumbang 28,73 persen dari total nilai ekspor kumulatif Bali, menjadikannya komoditas ekspor terbesar sepanjang 2025.

Meski demikian, BPS mencatat bahwa nilai ekspor kumulatif Bali pada Januari–Oktober 2025 secara keseluruhan mengalami penurunan 12,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam kondisi tersebut, sektor perikanan menjadi penahan utama agar kontraksi ekspor Bali tidak semakin dalam.

Kuatnya peran perikanan dalam ekspor Bali juga memberikan dampak langsung terhadap perekonomian daerah. Aktivitas penangkapan, budidaya, pengolahan, hingga distribusi produk perikanan mendorong penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

BPS menilai, keberhasilan sektor perikanan Bali tidak terlepas dari peran industri pengolahan hasil laut. Produk perikanan olahan memiliki nilai tambah lebih tinggi dan mampu memenuhi standar mutu serta keamanan pangan internasional, sehingga lebih mudah menembus pasar ekspor.

Namun demikian, tantangan keberlanjutan tetap menjadi perhatian. Tekanan terhadap sumber daya laut, perubahan iklim, serta fluktuasi harga global menjadi faktor yang perlu diantisipasi agar dominasi perikanan dalam ekspor Bali dapat terus terjaga.

Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan diharapkan terus mendorong praktik perikanan berkelanjutan, peningkatan sertifikasi ekspor, serta diversifikasi produk olahan. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga kepercayaan pasar internasional terhadap produk perikanan Bali.

Dengan kontribusi lebih dari sepertiga total ekspor pada Oktober 2025, sektor perikanan terbukti menjadi motor utama perdagangan luar negeri Bali. Ke depan, penguatan industri perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan diharapkan mampu menjaga stabilitas ekspor Bali di tengah dinamika ekonomi global.(***)

Tags: #PerikananBali,#EksporBali,#BPSProvinsiBali,#HS03,#EkonomiKelautan

Caption Foto: Produk ikan dan hasil laut Bali yang menjadi komoditas unggulan ekspor dan mendominasi perdagangan luar negeri Bali pada Oktober 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *