Tiongkok Dominasi Impor Kepulauan Riau, Pasokan Bahan Industri Tembus US$7,06 Miliar

Ekonomi, Kepri, Nasional15 Dilihat

matabangsa.com – Kepri: Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar bagi Provinsi Kepulauan Riau sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau mencatat nilai impor dari Tiongkok mencapai US$7,06 miliar atau setara 38,16 persen dari total impor Kepulauan Riau selama periode tersebut.

Dominasi Tiongkok sebagai pemasok utama barang impor menunjukkan kuatnya keterkaitan ekonomi Kepulauan Riau dengan rantai pasok global yang berpusat di Asia Timur. Posisi geografis Kepri yang strategis di jalur perdagangan internasional turut memudahkan arus barang dari Tiongkok ke kawasan industri di Batam, Bintan, dan Karimun.

Secara khusus, Tiongkok menjadi negara pemasok impor nonmigas terbesar Kepulauan Riau. Sepanjang Januari–Oktober 2025, nilai impor nonmigas dari Tiongkok mencapai US$7,06 miliar atau berkontribusi sebesar 43,20 persen terhadap total impor nonmigas daerah.

Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024, impor nonmigas dari Tiongkok mengalami kenaikan signifikan sebesar 59,52 persen. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya kebutuhan industri manufaktur Kepulauan Riau terhadap bahan baku, komponen, dan barang modal asal Tiongkok.

Pada Oktober 2025 saja, impor nonmigas dari Tiongkok tercatat mencapai US$814,91 juta. Nilai tersebut melonjak 56,19 persen dibandingkan Oktober 2024, menjadikan Tiongkok sebagai pemasok terbesar secara bulanan bagi Kepulauan Riau.

Komoditas yang diimpor dari Tiongkok didominasi oleh mesin dan peralatan listrik, mesin mekanik, produk kimia, serta berbagai komponen industri lainnya. Barang-barang tersebut menjadi penunjang utama proses produksi di kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus di Kepulauan Riau.

BPS menilai tingginya impor dari Tiongkok berkaitan erat dengan struktur industri Kepulauan Riau yang berorientasi ekspor. Industri membutuhkan pasokan input produksi dalam jumlah besar dan berkelanjutan untuk memenuhi permintaan pasar internasional.

Selain Tiongkok, negara pemasok impor nonmigas lainnya yang memiliki peran cukup besar pada Oktober 2025 antara lain Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Jerman. Meski demikian, kontribusi negara-negara tersebut masih jauh di bawah Tiongkok.

Ketergantungan yang tinggi terhadap impor dari Tiongkok menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah daerah. Diversifikasi sumber impor dinilai penting untuk mengurangi risiko gangguan rantai pasok global akibat faktor geopolitik atau ekonomi internasional.

Di sisi lain, pemerintah daerah menegaskan bahwa impor dari Tiongkok selama ini lebih banyak digunakan sebagai bahan baku dan barang modal produktif. Selama impor tersebut mendukung peningkatan kapasitas industri dan ekspor, dampaknya dinilai positif bagi perekonomian daerah.

BPS mencatat bahwa meskipun impor dari Tiongkok meningkat tajam, neraca perdagangan Kepulauan Riau tetap berada dalam kondisi surplus. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekspor masih mampu mengimbangi tingginya arus barang masuk.

Ke depan, hubungan perdagangan antara Kepulauan Riau dan Tiongkok diperkirakan tetap kuat. Tantangan utamanya adalah memastikan impor tersebut terus mendorong produktivitas industri, memperkuat daya saing ekspor, dan menopang pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau secara berkelanjutan.(***)

Tags: impor tiongkok kepri, bps kepri 2025, perdagangan internasional, impor nonmigas, industri kepri

Caption Foto: Peti kemas berisi barang impor asal Tiongkok saat proses bongkar muat di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *