matabangsa.com – Banten | Tiongkok kembali menegaskan posisinya sebagai pemasok terbesar barang impor nonmigas ke Banten sepanjang Januari–Oktober 2025. Data BPS Banten mencatat nilai impornya mencapai US$6,71 miliar atau 24,76 persen dari total impor nonmigas.
Singapura menempati posisi kedua dengan nilai US$3,16 miliar, disusul Australia US$1,79 miliar. Ketiga negara ini memasok lebih dari 40 persen kebutuhan industri Banten.
Selain itu, kawasan ASEAN secara keseluruhan memasok barang impor senilai US$5,36 miliar. Kontribusi ini mencerminkan kuatnya jejaring perdagangan regional.
Total impor Banten mencapai US$32,16 miliar atau naik 1,33 persen dibanding tahun lalu. Kenaikan ini sebagian besar disumbang peningkatan impor barang modal dan mesin.
Impor nonmigas naik 0,66 persen menjadi US$27,12 miliar. Namun pada Oktober 2025, impor bulanan justru turun 3,51 persen.
Penurunan impor Oktober 2025 terjadi terutama pada kelompok nonmigas yang turun 4,62 persen. Fluktuasi global dan pengiriman tertunda menjadi penyebab.
Mesin dan peralatan mekanik menjadi komoditas impor dengan peningkatan tertinggi sebesar 27,27 persen. Ini menunjukkan industri Banten terus memperbarui fasilitas produksinya.
Penurunan terbesar terjadi pada bahan kimia organik yang turun 24,75 persen. Beberapa pabrik mengurangi produksi sehingga permintaan bahan baku ikut melemah.
Para pengamat menilai dominasi Tiongkok dalam impor Banten tidak terlepas dari harga kompetitif dan rantai pasok yang stabil.(***)
Tags: #Tiongkok, #ImporBanten, #Singapura, #Australia, #DataBPS, #PerdaganganASEAN, #Nonmigas, #EkonomiGlobal, #BeritaEkonomi,
Caption Foto: Kontainer asal Tiongkok yang menjadi pemasok terbesar impor nonmigas Banten pada 2025.




