TPK Gabungan Bali Oktober 2025 Capai 56,15 Persen, Badung Paling Tinggi dan Jembrana Terendah

Blog, Ekonomi, Nasional8 Dilihat

matabangsa.com – Bali : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) gabungan hotel berbintang dan non bintang pada Oktober 2025 mencapai 56,15 persen. Angka ini mencerminkan kondisi rata-rata hunian kamar hotel di Bali di tengah dinamika pergerakan wisatawan sepanjang bulan tersebut.

Capaian TPK gabungan ini menunjukkan bahwa sektor akomodasi di Bali masih berada pada level yang relatif stabil, meskipun mengalami fluktuasi secara bulanan seiring perubahan pola perjalanan wisatawan domestik dan mancanegara.

Berdasarkan data BPS per kabupaten dan kota, Kabupaten Badung mencatat TPK gabungan tertinggi di Bali pada Oktober 2025, yakni sebesar 63,12 persen. Tingginya tingkat hunian ini menegaskan posisi Badung sebagai pusat utama aktivitas pariwisata Bali.

Dominasi Kabupaten Badung tidak terlepas dari keberadaan kawasan wisata unggulan seperti Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, Seminyak, hingga Canggu yang menjadi tujuan utama wisatawan, baik untuk liburan, perjalanan bisnis, maupun kegiatan internasional.

Selain itu, konsentrasi hotel berbintang, fasilitas pariwisata berstandar internasional, serta kedekatan dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai turut memperkuat daya tarik Badung sebagai wilayah dengan tingkat hunian tertinggi.

Berbanding terbalik dengan Badung, Kabupaten Jembrana tercatat sebagai daerah dengan TPK gabungan terendah di Bali pada Oktober 2025, yakni sebesar 23,56 persen. Angka ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan akomodasi di wilayah Bali bagian barat.

Rendahnya TPK di Jembrana mencerminkan belum meratanya arus kunjungan wisatawan ke seluruh wilayah Bali. Faktor keterbatasan destinasi unggulan, aksesibilitas, serta promosi pariwisata menjadi tantangan utama bagi daerah tersebut.

Secara bulanan, BPS juga mencatat adanya penurunan TPK gabungan terdalam di Kabupaten Klungkung. Pada Oktober 2025, TPK Klungkung turun sebesar 7,22 persen poin, dari 46,54 persen pada September 2025 menjadi 39,32 persen.

Penurunan tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman, perubahan jadwal kunjungan wisata, serta masih terbatasnya lama tinggal wisatawan di wilayah tersebut dibandingkan kawasan Bali selatan.

Data BPS ini menunjukkan adanya kesenjangan perkembangan pariwisata antarwilayah di Bali yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan pariwisata.

Pemerintah daerah didorong untuk memperkuat strategi pemerataan pariwisata melalui pengembangan destinasi alternatif, peningkatan infrastruktur, serta promosi wisata berbasis potensi lokal di luar kawasan Bali selatan.

Dengan pemanfaatan data statistik sebagai dasar kebijakan, BPS menilai Bali memiliki peluang besar untuk menciptakan pertumbuhan pariwisata yang lebih seimbang, inklusif, dan berkelanjutan di seluruh kabupaten dan kota.(***)

Tags:
#TPKGabungan, #HotelBali, #PariwisataBali2025, #BPSProvinsiBali, #EkonomiDaerah,

Caption Foto:
Kawasan wisata di Kabupaten Badung yang mencatat tingkat penghunian kamar tertinggi di Bali pada Oktober 2025. (Sumber: BPS Provinsi Bali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *