Wali Kota Medan Dorong Kajian Teknis Sumur Laluan untuk Atasi Genangan Air di Kota Medan

Medan51 Dilihat

matabangsa.com – Medan | Untuk mengurangi genangan air di wilayah Kota Medan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) menggelar rapat pembahasan teknis dan koordinasi pelaksanaan Sumur Laluan (Ground Water Recharge) di Balai Kota Medan, Jumat (07/11/2025).

Pertemuan ini dibuka dan dipimpin langsung oleh Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dengan menghadirkan berbagai pihak, di antaranya praktisi Sumur Laluan Awaluddin Thayeb, tenaga ahli kajian pemanfaatan sumur laluan Novrial, serta akademisi dari dua universitas yaitu Randy Gunawan (Dosen Fakultas Teknik UMSU) dan Kuswandi (Dosen Fakultas Teknik UMA).

Dalam sambutannya, Wali Kota Medan menegaskan komitmennya untuk mencari solusi efektif dalam mengatasi genangan air yang masih kerap terjadi di sejumlah titik di kota Medan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara riset, inovasi, dan penerapan teknologi berbasis kajian ilmiah agar hasil yang dicapai dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Pentingnya dilakukan riset dan kajian teknis sebelum penerapan metode Sumur Laluan dilakukan di lapangan. Artinya setiap langkah harus mengedepankan keselamatan lingkungan dan efektivitas jangka panjang,” ujar Rico Waas.

Rapat ini turut dihadiri Anggota DPRD Kota Medan Afif Abdillah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Medan Citra Effendi Capah, Kepala Bappeda Ferri Ichsan, serta Kepala Brida Kota Medan Benny Iskandar. Dalam kesempatan itu, Wali Kota juga menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memastikan metode ini sesuai dengan karakteristik wilayah Kota Medan.

“Kita akan mencari langkah yang terbaik, solusi yang benar-benar bisa diterapkan untuk mengatasi banjir di Kota Medan. Kalau memang bisa dilakukan dan tidak merusak lingkungan serta tanah, tentu bisa kita coba,” tegasnya.

Menurut Rico Waas, Kota Medan memiliki tantangan topografi yang beragam. Wilayah selatan seperti Kecamatan Medan Johor kerap dilanda genangan akibat curah hujan tinggi dan aliran air dari kawasan berbukit, sedangkan wilayah tengah dan utara cenderung terdampak karena bentuk tanah menyerupai cekungan serta adanya pengaruh pasang laut (rob).

“Oleh karena itu, kondisi alamiah setiap kawasan harus menjadi perhatian kita agar solusi yang diterapkan benar-benar sesuai kebutuhan lapangan,” jelasnya.

Rico juga mengingatkan bahwa tiga sungai utama di Kota Medan — Sungai Deli, Sungai Belawan, dan Sungai Babura — memiliki peran penting dalam sistem aliran air perkotaan. Jika debit air meningkat di wilayah selatan, dampaknya akan langsung terasa di bagian tengah dan utara kota.

“Ketiga sungai ini juga tak boleh luput dari kajian. Sebab, jika debit air sungai meningkat dari selatan, otomatis wilayah tengah dan utara akan terdampak,” ungkapnya.

Menutup rapat, Wali Kota Medan mengajak seluruh pihak, termasuk akademisi dan praktisi, untuk berkolaborasi dalam menyusun model penerapan sumur laluan yang tepat guna. Ia juga membuka ruang riset lanjutan di titik-titik rawan genangan agar hasilnya dapat menjadi langkah konkret dalam mempercepat penanganan banjir serta menjaga keseimbangan ekosistem kota.(das)

7 Tags:
#PemkoMedan, #RicoTriPutraBayuWaas, #BridaMedan, #SumurLaluan, #PenangananBanjir, #InovasiKotaMedan, #KetahananLingkungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *