matabangsa.com – Medan | Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Sutarto memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran Polda Sumut dan Polres Sibolga atas langkah cepat mereka dalam mengungkap kasus penganiayaan di Masjid Agung Sibolga yang menewaskan seorang pemuda bernama Arjuna Tamaraya (21) pada Jumat (31/10/2025) lalu.
Peristiwa tragis yang terjadi di tempat ibadah itu sempat menghebohkan publik, lantaran diduga berawal dari ketidaksenangan para pelaku terhadap korban yang beristirahat di dalam masjid. Kasus tersebut menimbulkan keprihatinan luas di tengah masyarakat, terutama karena terjadi di tempat yang seharusnya menjadi simbol kedamaian.
Pihak kepolisian bergerak cepat menangani kasus tersebut. Dalam waktu singkat, polisi berhasil menangkap dan menetapkan lima tersangka, masing-masing berinisial ZPA, HBK, SSJ, REC, dan CLI. Langkah sigap aparat itu mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk dari unsur pimpinan legislatif Sumut.
“Kami berterima kasih kepada aparat kepolisian yang telah bertindak cepat demi menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah kita. Kejadian ini menyita perhatian publik dan harus menjadi pelajaran bersama,” ujar Sutarto dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (7/11/2025).
Sutarto, yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut, mengimbau masyarakat untuk memperkuat kerukunan, mempererat silaturahmi, dan menjaga rasa kekeluargaan antar sesama. Ia menilai tantangan dalam menjaga toleransi sosial di masyarakat masih cukup besar, terutama di tengah perbedaan latar belakang budaya, sosial, dan keagamaan.
“Oleh karena itu, kita perlu terus membuka ruang-ruang dialog yang sehat agar masyarakat saling memahami dan tidak mudah terprovokasi oleh prasangka,” tegasnya.
Politikus asal PDI Perjuangan itu juga menegaskan bahwa Sumatera Utara merupakan daerah yang majemuk dan toleran, sehingga peristiwa seperti ini tidak boleh terulang. Menurutnya, sikap saling menghormati dan menghargai antarwarga adalah kunci untuk menjaga kedamaian.
“Kita semua adalah anak bangsa. Sebagai warga negara dan umat beragama, hendaknya kita mengedepankan budi pekerti luhur. Jika kita saling menghargai, insya Allah Sumut akan selalu tenteram dan damai,” tambahnya.
Sutarto menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa masjid sebagai tempat ibadah tidak boleh dinodai oleh tindakan kekerasan. “Masjid adalah tempat mencari kedamaian dan ketenangan, tempat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita rawat dan jaga kehormatannya bersama,” pungkasnya.(das)
Tags:
#DPRDSumut,#Sutarto,#PolresSibolga,#KasusPenganiayaanSibolga,#PoldaSumut,#masjid






