Matabangsa.com – Tulungagung : Bertempat di halaman SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung Jawa Timur, Upt Puskesmas Pucung mengadakan gerakan aksi bergizi di institusi pendidikan yang ada di wilayah kerja nya.
Acara ini digelar untuk memberikan edukasi kepada seluruh warga sekolah akan pentingnya perilaku hidup sehat.
Hal itu bisa dicapai dengan meningkatkan literasi warga sekolah tentang pentingnya Tablet Tambah Darah (TTD) untuk siswi perempuan, olahraga/aktivitas fisik, dan konsumsi gizi seimbang.
Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Pucung, Rusdiana Setyo Lasmowati S.K.M mengatakan, germas adalah sebuah gerakan yang secara umum, bertujuan menggerakkan masyarakat untuk melakukan budaya hidup sehat demi terwujudnya masyarakat yang sehat, kuat, dan tanggap terhadap hal yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku tidak sehat.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya sebuah kegiatan sebagai sarana untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu dengan mengadakan penggerakan germas melalui gerakan aksi bergizi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung dengan sasaran para anak didiknya.
“Gerakan aksi bergizi pada remaja ini dapat mengurangi faktor risiko penyakit tidak menular di usia muda,” tambah Rusdiana, Rabu (23/8/24).
Di lapangan tampak sebanyak 251 siswa dan siswi SMPN 2 Ngantru mengikuti acara aksi dengan tertib dan bersemangat. Acara dimulai dengan senam bersama, sarapan bersama pihak sekolah dan fasilitator, materi dari narasumber PPPKMI, dan aksi minum TTD ( Tablet Tambah Darah) serentak.
Selanjut nya para siswa diberikan edukasi melalui KAP ( Komunikasi Antar Pribadi) yakni, games pembagian kelompok, teka teki silang dan bisik kalimat.
Di temui matabangsa.com, Ida (14) salah satu peserta aksi mengungkapkan, jika kegiatan aksi ini sangat bermanfaat bagi siswa di sekolahnya.
” Bagus banget mas. Selain bisa mengedukasi siswa tentang pentingnya perilaku sehat, kegiatan seperti ini juga sangat menghibur,” ucap nya.
Untuk diketahui, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan bahwa anemia pada anak usia 5-14 tahun tercatat sebesar 26,8% dan usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD).
Pemberian suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015, dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12 – 18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat.
Namun walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD tersebut.
Hasil Riskesdas ( Riset Kesehatan Dasar) 2018, menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2%, tetapi hanya 1,4 % yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran.
Sedangkan di Kabupaten Tulungagung, cakupan remaja putri yang memperoleh TTD tahun 2021 hanya tercapai 2,16% dibandingkan target 52%.
Dengan aksi bergizi ini, diharapkan pihak sekolah selalu menerapkan gaya hidup sehat sehingga terjadi peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan sekolah dan siswa – siswi semakin bugar dan sehat.(git)