MataBangsa

Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand Tingkatkan Perekonomian Sumut

Matabangsa-Medan: Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand atau yang dikenal dengan Indonesia– Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) bakal meningkatkan perekonomian Sumatera Utara (Sumut).

Kerja sama tiga negara Asia Tenggara ini diyakini akan berpengaruh di berbagai sektor industri tanah air terutama Sumut.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina saat memimpin rapat persiapan pertemuan IMT-GT, di Ruang Kaharuddin Nasution, Lantai 8, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30 Medan, Jumat (24/1). Menurutnya kerja sama ini bisa maksimal dengan aktifnya pengusaha-pengusaha dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

“Saya yakin ini bisa mendongkrak perekonomian Sumut bila pengusaha-pengusaha kita aktif mempromosikan produknya dan bisa membentuk kerja sama yang baik dengan kedua negara tersebut. Untuk pemerintah tentu harus siap memfasilitasi kerja sama ketiga negara ini. Satu lagi yang tentu akan berpengaruh besar adalah pariwisata, tetapi ini juga tergantung bagaimana kita mengemas produk ini dan menawarkannya ke dua negara tetangga kita ini,” kata Sabrina.

IMT-GT yang dibentuk tahun 1993, kini telah memiliki anggota 32 provinsi yang terdiri atas 14 provinsi dari Thailand Selatan, 8 Provinsi dari Semenanjung Malaysia dan 10 Provinsi dari Pulau Sumatera. Sumut yang merupakan penggerak ekonomi Sumatera tentu akan mendapat dampak yang besar dari kerja sama ini.

Foto: Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina memimpin rapat persiapan pertemuan IMT-GT di Ruang Kaharuddin Nasution, Lantai 8, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30 Medan, Jumat (24/1).

Sumut memiliki dua pelabuhan besar yang lokasinya berdekatan dengan 24 provinsi dari kedua negara anggota, Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung. Selain itu, Sumut juga memiliki Bandara Internasional Kualanamu yang memiliki fasilitas lengkap. Ini akan menunjang kerja sama ekspor-impor ketiga negara dan juga industri pariwisata.

“Sumut berpotensi besar menjadi hub (pusat) kerja sama ketiga negara ini, kita memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang kerja sama ini. Kita punya dua pelabuhan besar dan bandara berkelas internasional. Pelabuhan Kuala Tanjung memang belum beroperasi penuh, tetapi sekarang terus kita percepat untuk menopang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke,” tambah Sabrina.

Ada berbagai sektor kerja sama di IMT-GT, tetapi tiga yang utama yaitu pertanian dan agroindustri, pariwisata, produk dan layanan halal. Sektor kerja sama lainnya seperti transportasi, teknologi, perdagangan, investasi, pendidikan, budaya dan lingkungan.

Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian Netty Muharni mengatakan agar kerja sama IMT-GT bisa dimaksimalkan Pemda dan swasta harus berperan aktif.

“Pemda dan swasta harus aktif pada kerja sama ini agar bisa dimaksimalkan. Thailand dan Malaysia pasti aktif menawarkan kerja sama dengan kita, jadi kita juga harus aktif menawarkan produk kita baik produk fisik atau pariwisata. Sumut ini driving force (penggerak) nya Pulau Sumatera, jadi seharusnya bisa memaksimalkan kerja sama ini,” kata Netty, sembari menyampaikan, tahun ini Sumatera Barat yang akan menjadi tuan rumah Chief Minister’s and Governors’ Forum (CMGF) dan rangkaian pertemuan tingkat Menteri IMT-GT.

Turut hadir pada rapat ini Kepala Biro Otda Setdaprov Sumut Basarin Yunus Tanjung, Wakil Ketum Bidang Internasional dan Energi Kadin Sumut Sjahrian Harahap, Direktur Operasional PT Kinra Anastasia Indriyani, OPD Pemprov Sumut dan para pengusaha.(dave)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top